Penilaian prestasi merupakan sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik.
TUJUAN PENILAIAN
PRESENTASI KERJA
penilaian prestasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer SDM yang lain, seperti perencanaan SDM, penarikan dan seleksi, pengembangan SDM,
perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi, promosi,demosi, pensiun, dan pemecatar.
Penilaian
presentasi banyak manfaatnya, namun masih banyak pimpinan yang tak
melakukannya, Penyebabnya antara lain :
a)
Pihak penilai tidak merasa memiliki. Perasaan ini muncul karena tidak dilibatkan dalam menentukan sistem penilaian,
tidak dilatih untuk dapat menggunakan sistem yang ada, dan usulan mereka terhadap sistem yang ada tidak di perhitungkan.
b)
Pimpinan enggan untuk memberikan nilai yang buruk kepad karyawan mereka, khususnya kepada orang yang mereka sukai secara pribadi.
c)
Jika hasil penilaiannya buruk, pihak karyawan tidak mau menerimanya. Penilaian yang buruk cenderung menimbulkan reaksi untuk bertahan
atau bermusuhan dari pada untuk mendorong meningkatkan
kinerja karyawan.
d)
Pimpinan maupun bawahan menyadari bahwa penilaian yang buruk mempengaruhi karier seseorang.
e)
Dalam kenyataan proses penilaian prestasi tidak di manfaatkan untuk menentukan kabijaksanaan dalam pemberian penghargaan.
f)
Pimpinan ragu-ragu untuk memberikan penilaian yang buruk karena takut dinilai tidak mampu utk memilih dan
mengembangkan karyawan.
Hambatan untuk melaksanakan penilaian presentasi dapat diatasi jika :
Ø Sistem penilaian prestasi
sesuai dengan kebutuhan organisasi
Ø Faktor-faktor yg dinilai
objektif dan konkrit
Ø Penilaiannya bebas dari bias
Ø Prosedur dan administrasinya
seragam
Ø Sistemnya mudah digunakan
Ø Hasil penilaian digunakan dalam
pengambilan keputusan
Ø Sistemnya memungkinkan dilakukannya proses peninjauan
ulang
Ø Yang menggunakan dpt menggunakan sebagai input
Ø Dapat dilaksanakan dgn ekonomis
Ø Hasil penilaiannya didokumentasikan
Ø Penilai terlatih dan berkualitas
Ø Sistemnya mencakup monitoring dan enaluasi
Ø Manajer puncak dgn jelas memberikan dukungannya terhadap
sistem
METODE PENILAIAN PRESENTASI
Presentasi dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
metode, Cara yang dipilih tergantung kepada kegunaannya.
1.
Rating Scales (Skala
Rating)
Dengan metode ini hasil penilaian kinerja karyawan dicatat dalam suatu skala. Dibagi dalam 7 atau 5 kategori dan konsep
yang akan dinilai bersifat kualitatif, maka kategori yang digunakan bersifat kualitatif, yaitu dari sangat
memuaskan sampai dengan yang tidak memuaskan. Cara ini bayak digunakan karena sangat
sederhana dan dapat digunakan untuk menilai lebih bayak orang dalam waktu yang relatif singkat.
2.
Critical Incidents
(Insiden-insiden kritis)
Dengan metode
ini, penilaian pada saat-saat kritis saja yaitu waktu di mana perilaku karyawan
dapat membuat bagiannya sangat berhasil atau bahkan sebaliknya. Pada
hakikatnya, metode penilaian ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus di gabungkan dengan metode
yang lain.
3.
Essay
Dengan menggunakan metode ini penilai menulis cerita ringkas yang menggambarkan prestasi kerja karyawan. Metode ini cenderung menggambarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa ketimbang kinerjanya setiap hari. Penilaian ini sangat mengandalkan kemampuan menulis penilai. Setelah karyawan kinerjanya di tinjau ulang, evaluasi yg positif bisa menjadi negatif apabila penilai tidak dapat menukiskannya dengan baik.
Dengan menggunakan metode ini penilai menulis cerita ringkas yang menggambarkan prestasi kerja karyawan. Metode ini cenderung menggambarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa ketimbang kinerjanya setiap hari. Penilaian ini sangat mengandalkan kemampuan menulis penilai. Setelah karyawan kinerjanya di tinjau ulang, evaluasi yg positif bisa menjadi negatif apabila penilai tidak dapat menukiskannya dengan baik.
4.
Work standars
(standar kerja)
Metode ini
membandingkan kinerja karyawannya dengan standar yang telah di tetapkan
terlebih dahulu. Standar mencerminkan hasil yang normal dari rata-rata pekerja
dalam usaha yang normal.
5.
Ranking
Dengan metode ini penilai sekedar menempatkan semua karyawan yang dinilai ke dalam urutan ranking. Penilaian membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan lainnya untuk menentukan siapa yang lebih baik dari pada siapa dan kemudian menempatkan karyawan dalam urutan yang terbaik sampai yang terburuk. Kesulitan dihadapi apabila terdapat dua orang atau lebih yang memiliki prestasi yang hampir tidak dapat di bedakan.
Dengan metode ini penilai sekedar menempatkan semua karyawan yang dinilai ke dalam urutan ranking. Penilaian membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan lainnya untuk menentukan siapa yang lebih baik dari pada siapa dan kemudian menempatkan karyawan dalam urutan yang terbaik sampai yang terburuk. Kesulitan dihadapi apabila terdapat dua orang atau lebih yang memiliki prestasi yang hampir tidak dapat di bedakan.
6.
Forced
Distribution ( Distribusi yang dipaksakan )
Dalam metode
ini diasumsikan bahwa karyawan dapat dikelompokan kedalam lima katagori yaitu,
dari katagori yang paling baik (10%), kemudian yang baik (20%), yang buruk
(20%), dan sisannya (10%). Kelemahan dari metode ini dalah apabila hampir semua
karyawan dalam bagiannya mempunyai kinerja yang sangat memuaskan, maka akan
sulit membaginya kedalam lima katagori.Begitu pula jika terjadi kebalikannya.
7.
Forched-choice
and weighted Checklist Performance Report ( Pemilih yang dipaksakan dan laporan
pemeriksaan kinerja tertimbang )
Sebagaimana hal nya degan metode forced distribution, dalam metode ini sulit untuk mengetahui faktor apa yang mengakibatkan mereka masuk dalam kategori sangat berprestasi. Begitu
pula sebaliknya, faktor apa yang mengakibatkan mereka masuk
kedalam kategori sangat tidak berprestasi.
8.
Behaviorally
Anchored Scales
Merupakan metode penelitian berdasarkan catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya
dengan pelaksanaan kerja.
9.
Metode
pendekatan Manajemen By Objective (MBO)
Dalam pendekatan ini, setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama
menentukan sasaran organisasi, tujuan individu dan sasaran-sasaran untuk
meningkatkan produktivitas organisasi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa keadilan
distributif dalam penilaian presentasi
dirasakan apabila nilai yang diperoleh terasa
wajar, sedangkan keadilan prosedural dapat dirasakan apabila :
a)
Pihak yg dinilai berpartisipasi dalam menentukan kriteria penilaian
dan krieria-kriteria itu digunakan untuk melakukan evaluasi.
b)
Ada komunikasi dua arah.
c)
Hasil penilaian dapat dipertanyakan.
d)
Penilaian memahami degan baik kinerja dari yang dinilai.
Faktor-faktor yang dinilai digunakan secara konsiten.
0 komentar:
Posting Komentar